January 23, 2023No Comments

GUDEG BU UMI JAKARTA: GUDEG FAVORIT PARA PESEPEDA

Gudeg sudah pasti jadi makanan khas Jogja yang sering dicari banyak orang. Nikmatnya kombinasi nasi panas, nangka muda, gurihnya santan, suwiran ayam, dan krecek jadi santapan yang pas di segala suasana. Dari banyaknya penjual gudeg di Jakarta, kedai Gudeg Bu Umi punya rasa dan perjalanan yang unik.

 “Saya sudah coba semua macam gudeg. Dari yang murah, mahal, yang gudeg kering atau yang basah, saya sudah coba semua,” kata Bapak HB. Eko Sulistiyo, salah satu pemilik Gudeg Bu Umi. Bapak Eko dan Ibu Dewi Subronto merupakan kakak beradik yang doyan mencicipi berbagai jenis gudeg di Jogja, Solo, dan Jakarta. Lebih dari 20-an gudeg sudah mereka coba. Kakak beradik ini akhirnya terdorong untuk berjualan gudeg, tidak hanya karena mereka senang eksplorasi, tetapi juga sebagai bekal di masa pensiun mereka.

Dengan pengalaman dan referensi rasa yang luas, mereka berhasil menciptakan resep gudeg mereka sendiri yang dirasa pas. Gudeg Bu Umi telah memiliki pelanggan tetap, baik keluarga, anak-anak muda yang bersepeda, maupun yang memesan via aplikasi online. Mereka terus meningkatkan kualitas bahan, cara masak, dan rasa di tiap piring yang disajikan.

“Dulu saya masak, bumbu langsung masuk krecek, sekarang saya ubah. Krecek saya rebus dulu pagi, agar lebih bersih dan minyaknya keluar, malamnya baru jadi kreceknya,” jelas Bapak Eko. Proses memasaknya juga tidak sembarangan karena sama sekali tidak memakai micin atau penyedap rasa.

Gudeg Bu Umi bisa kamu temukan di Gang X Buntu dan di depan Masjid At-Taqwa, Jl. Sriwijaya Raya No.10, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, mereka berjualan dari di dalam mobil, tiap hari Jumat pukul 11.00 WIB.

OLEH:
DAY PHINASTHIKA

EDITOR:
SEVEN

January 21, 2023No Comments

DARI SOTO MEDAN HINGGA MENJADI BIKERS DAKWAH

Makanan tidak melulu berhubungan soal rasa, tapi juga nostalgia. Khususnya untuk Alfie Alfandy yang lahir dan besar di Medan. Makanan khas kampung halamannya bisa jadi obat kangen dengan kampung halaman, termasuk Soto Medan.

“Zaman gue SD di Medan, tiap istirahat sekolah, gue kabur buat makan Soto Medan. Buat makan ini doang, nih! Almarhumah Nenek gue juga selalu masakin Soto Medan,” kenang Alfie sambil bernostalgia. Soto Medan bukan sembarang soto, rasa dan bahannya berisi banyak campuran rasa rempah yang khas. Kuahnya tidak bening seperti jenis soto lainnya, melainkan kuning pekat dengan santan, berbagai bumbu rempah lainnya dan irisan daging ayam atau sapi. Soto Medan menjadi makanan yang membuat Alfie mengenang neneknya.

“Kalau gue touring, gue lebih prefer makan di warung-warung. Otentik. Karena rasa itu gak cuman didapet di restoran mewah. Karena lebih mengkrenyet,” kata Alfie sambil tertawa. Mengkrenyet bisa dibilang istilah baru yang dibuat Alfie untuk menggambarkan betapa sedap dan nendangnya suatu masakan.

Alfie dikenal sebagai Bikers Dakwah sejak 2018, di mana ia terpanggil untuk berbagi, belajar, dan berdampak di lingkungan sekitarnya. Selain aktif di wadah dakwah, ia juga berpikir jauh ke depan agar manfaat dari dakwah terus berjalan. Akhirnya bersama istri, ia mendirikan sebuah kedai kopi bernama Pillion di daerah Jakarta Selatan pada 2022. Beberapa persen dari penjualan kedai diperuntukkan untuk dakwah.Pillion diambil dari Bahasa Inggris yang berarti boncengan. Alfie berharap kedainya tidak hanya menjadi tempat nongkrong atau berjualan kopi dan makanan lainnya.

“Sebenernya, nongkrong di sini bukan sekadar nongkrong, pasti ada sesuatu yang dibawa pulang. Gue pengen semuanya ber-value,” jelas Alfie mengenai filosofi dan motivasinya mendirikan Pillion.

OLEH:
DAY PINASTHIKA

EDITOR:
SEVEN

January 21, 2023No Comments

BAKMI BOY CIKAJANG: BAKMI FAVORIT FITRA ERI DARI KECIL

Kenangan Ibu di Semangkuk Bakmi Hangat “Bakmi ini tuh makanan favorit almarhum Ibu,” cerita Fitra Eri, sambil menyetir mobil listriknya, Hyundai IONIQ 5, melewati jalanan ramai di bilangan Jakarta Selatan. Sosok Fitra Eri tentu saja tidak asing lagi untuk penggiat otomotif. Merintis karir sebagai pembalap mobil, sekarang ia juga dikenal sebagai jurnalis otomotif yang dipercaya orang banyak dan berbagai brand.

Sepanjang perjalanan menuju kedai bakmi, Fitra bercerita momen-momen yang ia rindukan bersama sang ibu. Sejak berusia 5 tahun, Fitra sering dibelikan Bakmi Boy oleh ibunya, memori tersebut menjadi satu momen yang terus membekas hingga ia dewasa. Terlebih, kedai bakmi favoritnya sudah buka dari tahun 1970-an juga tetap konsisten dengan rasa yang khas dan kualitas yang tidak berubah.

Seporsi Bakmi Boy berisi potongan ayam, bakso, sayur, dan bakmi legit nan harum, dan juga kuah panas yang disajikan terpisah di dalam mangkuk kecil. Walaupun terlihat sederhana, kombinasi ini dapat mengingatkan momen-momen hangat bersama keluarga. Keluarga Fitra sudah menjadi pelanggan Bakmi Boy sejak kedai ini buka pertama kalinya di pasar Blok M.

“Harum yang khas dari bakmi ini selalu ngingetin zaman dulu sama sepupu-sepupu, kebersamaan sama keluarga. Ibu saya kalau ke sini, pasti bungkusin buat saya,” kenang Fitra. Serunya makan bakmi adalah kita bisa memasukkan bumbu dan saus sesuai selera. Tak terkecuali, Fitra punya racikan kesukaannya: saos tomat khas yang agak asam dan sambal.

“Banyak bakmi yang lebih enak, saya punya lima atau enam bakmi favorit, tapi ini yang membangkitkan memori,” kata Fitra sambil mengaduk bakmi penuh kenangan hangat di hadapannya.

Bakmi Boy Cikajang

Jl. Cikajang no.42 Jakarta Selatan

OLEH:
DAY PINASTHIKA

EDITOR:
SEVEN

January 19, 2023No Comments

YAMIN NOSTALGIA KESUKAAN DIMAS ANGARA DARI KELAS 2 SD

Jajanan waktu kita masih sekolah pasti jadi salah satu makanan yang terus diingat. Makanan-makanan ini menempel di memori kita karena pernah menjadi bagian dari keseharian kita. Kali ini, Dimas Anggara Mengajak kita dan Derby Romero mencoba Mie Ayam dan yamien kesukaannya sejak duduk di kelas dua SD.

“Dari dulu gue sama Dimas hobinya sama: main motor, makan, main motor, makan,” kata Derby.Khas jajanan sekolah, Mie Ayam Nana merupakan gerobak kecil yang sering berjualan di depan sekolah Bakti Mulya 400, Pondok Indah. Saat ini, usaha mie ayamnya sudah dikelola oleh generasi kedua atau anak dari penjual aslinya.

“Gue SD di sini (Bakti Mulya 400), ini yamien favorit gue dari SD sampai sekarang,” kata Dimas. Dimas terlihat sudah akrab dan dekat dengan ibu penjualnya, karena ketika datang, pesanannya langsung datang. “Mi-nya langsung dateng, udah gue booking, pre-order, nih.”

Di sekitar Mi Ayam Nana, terdapat beberapa penjual lainnya, seperti Batagor Agus, Sate Madura Bang Yasin, Sekoteng, dan Soto Mie Bogor. Sekolah memang selalu menjadi lokasi strategis bagi para penjual makanan.

Karena lokasi yamien favoritnya berdekatan dengan sekolahnya dulu, Dimas tanpa sengaja juga jadi mengikuti perkembangan sekolahnya. Ia jadi tahu ketika sekolahnya direnovasi. Sambil makan yamien, Dimas sekalian nostalgia masa sekolahnya. 

“Dulu gue dari pagar depan, minta dianterin (makanan) ke situ, kita ambil terus kita bawa ke kelas,” kenang Dimas

OLEH:
DAY PINASTHIKA

EDITOR:
SEVEN

2025 Human on Wheels. All Rights Reserved.

Back to top Arrow