Makanan tidak melulu berhubungan soal rasa, tapi juga nostalgia. Khususnya untuk Alfie Alfandy yang lahir dan besar di Medan. Makanan khas kampung halamannya bisa jadi obat kangen dengan kampung halaman, termasuk Soto Medan.
“Zaman gue SD di Medan, tiap istirahat sekolah, gue kabur buat makan Soto Medan. Buat makan ini doang, nih! Almarhumah Nenek gue juga selalu masakin Soto Medan,” kenang Alfie sambil bernostalgia. Soto Medan bukan sembarang soto, rasa dan bahannya berisi banyak campuran rasa rempah yang khas. Kuahnya tidak bening seperti jenis soto lainnya, melainkan kuning pekat dengan santan, berbagai bumbu rempah lainnya dan irisan daging ayam atau sapi. Soto Medan menjadi makanan yang membuat Alfie mengenang neneknya.
“Kalau gue touring, gue lebih prefer makan di warung-warung. Otentik. Karena rasa itu gak cuman didapet di restoran mewah. Karena lebih mengkrenyet,” kata Alfie sambil tertawa. Mengkrenyet bisa dibilang istilah baru yang dibuat Alfie untuk menggambarkan betapa sedap dan nendangnya suatu masakan.
Alfie dikenal sebagai Bikers Dakwah sejak 2018, di mana ia terpanggil untuk berbagi, belajar, dan berdampak di lingkungan sekitarnya. Selain aktif di wadah dakwah, ia juga berpikir jauh ke depan agar manfaat dari dakwah terus berjalan. Akhirnya bersama istri, ia mendirikan sebuah kedai kopi bernama Pillion di daerah Jakarta Selatan pada 2022. Beberapa persen dari penjualan kedai diperuntukkan untuk dakwah.Pillion diambil dari Bahasa Inggris yang berarti boncengan. Alfie berharap kedainya tidak hanya menjadi tempat nongkrong atau berjualan kopi dan makanan lainnya.
“Sebenernya, nongkrong di sini bukan sekadar nongkrong, pasti ada sesuatu yang dibawa pulang. Gue pengen semuanya ber-value,” jelas Alfie mengenai filosofi dan motivasinya mendirikan Pillion.