Gudeg sudah pasti jadi makanan khas Jogja yang sering dicari banyak orang. Nikmatnya kombinasi nasi panas, nangka muda, gurihnya santan, suwiran ayam, dan krecek jadi santapan yang pas di segala suasana. Dari banyaknya penjual gudeg di Jakarta, kedai Gudeg Bu Umi punya rasa dan perjalanan yang unik.
“Saya sudah coba semua macam gudeg. Dari yang murah, mahal, yang gudeg kering atau yang basah, saya sudah coba semua,” kata Bapak HB. Eko Sulistiyo, salah satu pemilik Gudeg Bu Umi. Bapak Eko dan Ibu Dewi Subronto merupakan kakak beradik yang doyan mencicipi berbagai jenis gudeg di Jogja, Solo, dan Jakarta. Lebih dari 20-an gudeg sudah mereka coba. Kakak beradik ini akhirnya terdorong untuk berjualan gudeg, tidak hanya karena mereka senang eksplorasi, tetapi juga sebagai bekal di masa pensiun mereka.
Dengan pengalaman dan referensi rasa yang luas, mereka berhasil menciptakan resep gudeg mereka sendiri yang dirasa pas. Gudeg Bu Umi telah memiliki pelanggan tetap, baik keluarga, anak-anak muda yang bersepeda, maupun yang memesan via aplikasi online. Mereka terus meningkatkan kualitas bahan, cara masak, dan rasa di tiap piring yang disajikan.
“Dulu saya masak, bumbu langsung masuk krecek, sekarang saya ubah. Krecek saya rebus dulu pagi, agar lebih bersih dan minyaknya keluar, malamnya baru jadi kreceknya,” jelas Bapak Eko. Proses memasaknya juga tidak sembarangan karena sama sekali tidak memakai micin atau penyedap rasa.
Gudeg Bu Umi bisa kamu temukan di Gang X Buntu dan di depan Masjid At-Taqwa, Jl. Sriwijaya Raya No.10, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, mereka berjualan dari di dalam mobil, tiap hari Jumat pukul 11.00 WIB.