November 19, 2025No Comments

Toyota Lebih Menyiapkan Mobil Hidrogen Dibandingkan Mobil Listrik. Berikut Alasannya

Ketika banyak pabrikan dunia tancap gas ke era kendaraan listrik (EV), Toyota justru pilih jalur yang berbeda. Alih-alih full ngepush mobil listrik baterai, raksasa Jepang ini semakin serius mengembangkan mobil hidrogen. Buat sebagian orang, keputusan ini kedengeran “anti-mainstream”, tapi kalau diulik lebih dalam… Toyota punya alasan yang nggak main-main.

Yuk kita kupas pakai gaya santai ala gearhead!


1. Toyota Percaya Hidrogen Adalah “Bahan Bakar Masa Depan”

Menurut Toyota, hidrogen punya keunggulan besar yang bikin masa depannya cerah:

🔥 Isi Ulang Cepat

Mobil listrik butuh 30 menit sampai beberapa jam untuk ngecas.
Mobil hidrogen? Isi ulang cuma 3–5 menit. Serasa ngisi BBM biasa.

🔥 Jarak Tempuh Lebih Jauh

Fuel-cell hydrogen umumnya kasih jarak tempuh lebih stabil dan tidak terlalu bergantung pada cuaca. Nggak ada drama baterai drop karena panas atau dingin.

🔥 Lebih Ramah Lingkungan

Emisi knalpot mobil hidrogen? Air, bro. Literally air menetes.


2. Toyota Sadar Infrastruktur EV Masih Banyak PR

Walaupun EV hype banget, Toyota melihat masalah yang belum beres, terutama:

  • Infrastruktur charging belum merata
  • Waktu charging lama
  • Biaya produksi baterai makin naik
  • Ketersediaan bahan baku (lithium, nikel, kobalt) rawan fluktuasi harga dan isu etika

Sementara itu, hidrogen bisa diproduksi dari berbagai sumber termasuk energi terbarukan, jadi lebih fleksibel buat jangka panjang.


3. Toyota Sudah Punya Modal Teknologi Hidrogen

Toyota bukan baru kemarin sore bikin teknologi ini. Mereka sudah mengembangkan hidrogen sejak awal 2000-an, dan hasilnya:

🚗 Toyota Mirai

Sedan fuel-cell ini jadi pionir mobil hidrogen dunia.

🔧 Fuel Cell Generasi Baru

Teknologi sel bahan bakarnya makin efisien, lebih kecil, dan lebih bertenaga.

🚛 Proyek Hidrogen di Kendaraan Komersial

Mulai truk, bus, forklift, sampai prototipe GR Corolla Hydrogen yang dibakar langsung (hydrogen combustion engine).

Dengan kata lain, Toyota sudah punya head start yang sulit disaingi.


4. Toyota Mau Semua Opsi Tetap Terbuka

Toyota percaya masa depan otomotif bukan cuma soal satu teknologi. Mereka mendorong apa yang disebut:

Multi-Pathway Strategy

Artinya: mesin bensin lebih efisien, hybrid, plug-in hybrid, EV, dan hidrogen semuanya berjalan bareng.
Kenapa? Karena kebutuhan setiap negara beda-beda.

Contoh:

  • Jepang dan Korea lebih siap hidrogen.
  • Eropa dorong EV.
  • Asia Tenggara masih transisi lewat hybrid.

Toyota nggak mau “mengunci” diri hanya di satu teknologi.


5. Hidrogen Punya Potensi Besar Buat Kendaraan Berat

EV cocok untuk mobil kecil dan kota, tapi untuk:

  • SUV besar
  • Truk logistik
  • Bus
  • Kendaraan industri

…hidrogen jauh lebih menjanjikan karena tenaganya lebih besar dan bobot lebih ringan daripada baterai raksasa.

Toyota membaca peluang ini lebih awal dibanding kompetitor.


Toyota memilih fokus ke hidrogen bukan karena anti listrik, tapi karena mereka melihat gambaran besar: efisiensi, kecepatan isi ulang, fleksibilitas bahan bakar, dan potensi untuk kendaraan berat membuat hidrogen jadi investasi jangka panjang yang sangat menjanjikan.

Di saat dunia masih ramai soal EV, Toyota justru menyiapkan jalur alternatif yang bisa jadi game changer industri otomotif di masa depan

November 18, 2025No Comments

Garis Di Rolls Royce Pun Harganya Fantastis

Kalau ada mobil yang bisa bikin orang berhenti dan bilang “gila, segaris doang harganya ratusan juta?”—jawabannya cuma satu: Rolls-Royce. Brand yang satu ini memang sudah terkenal dengan kemewahan ekstrem, tapi ada satu detail kecil yang bikin penggemar otomotif geleng kepala: Coachline, alias garis tipis yang digambar by hand di bodi mobil.

Kelihatannya sederhana kan? Cuma garis memanjang dari fender sampai pintu belakang. Tapi tunggu dulu… ini Rolls-Royce bro, bukan mobil sembarangan.


1. Coachline: Garis Kecil yang Penuh Prestise

Coachline adalah garis tipis berwarna kontras yang berada di sisi bodi Rolls-Royce. Tapi yang bikin garis ini spesial banget adalah:

  • Digambar manual pakai tangan, bukan mesin.
  • Pengerjaannya hanya dilakukan oleh 1 orang di seluruh dunia.
  • Kesalahan 1 mm saja bisa bikin ulang dari nol.

Dalam dunia otomotif, ini sama kayak detail pada jam luxury swiss—kecil, presisi, mahal.


2. Digarap oleh Satu Seniman: Mark Court

Yang makin bikin harganya naik adalah fakta bahwa coachline ini dikerjakan oleh seorang seniman tunggal bernama Mark Court, orang Inggris yang sudah jadi legenda di Rolls-Royce.

Kerjaannya?

  • Menggambar garis lurus sempurna tanpa selotip, tanpa alat bantu.
  • Pakai kuas khusus dari rambut tupai.
  • Satu mobil bisa makan waktu berjam-jam hanya untuk satu garis.

Jadi, saat lo lihat coachline, itu bukan sekadar cat. Itu hasil karya seni.


3. Kenapa Harganya Bisa Ratusan Juta?

Jawabannya: Eksklusivitas + craftsmanship tingkat dewa.

Coachline bisa mencapai harga ratusan juta rupiah karena:

  • Dilakukan oleh ahli yang sangat jarang.
  • Prosesnya 100% manual dan presisi ekstrem.
  • Bisa dikustomisasi sesuai keinginan pemilik (logo, motif, initial).
  • Setiap garis adalah unique piece — nggak ada dua yang sama persis.

Rolls-Royce memang bukan sekadar mobil, tapi pengalaman bespoke bagi pemiliknya.


4. Detail yang Bikin Mobil Makin Berkarakter

Coachline bukan cuma soal estetika, tapi juga identitas. Banyak pemilik Rolls-Royce pesan:

  • Garis ganda
  • Motif hewan peliharaan
  • Logo keluarga
  • Inisial nama atau simbol personal

Kustomisasi ini bikin mobil makin personal, makin “gue banget”.


5. Nilai Emosional dan Brand Image

Yang beli Rolls-Royce bukan cuma cari mobil mewah—mereka cari cerita, kebanggaan, dan pembeda.

Coachline adalah detail yang:

  • Mengangkat status pemiliknya
  • Menunjukkan level tailoring super premium
  • Membuktikan bahwa craftsmanship tradisional masih punya nilai di era modern

Ini alasan kenapa garis tipis itu punya harga fantastis.


Cuma Garis? Itu Karya Seni Bernilai Tinggi

Di dunia biasa, garis hanyalah garis.
Di Rolls-Royce, garis adalah statement, keahlian artistik, dan simbol kemewahan ekstrem.

Coachline menunjukkan bagaimana hal kecil bisa memberikan nilai besar, terutama ketika dikerjakan dengan passion, ketelitian, dan eksklusivitas yang nggak main-main.

January 18, 2023No Comments

SELERA MOBIL MASYARAKAT INDONESIA VS JEPANG

Masyarakat Jepang lebih suka mobil kecil

Meski produsen mobil Jepang banyak mengeluarkan mobil-mobil berukuran besar, namun banyak masyarakat yang tetap memilih mobil kecil sebagai kendaraan harian mereka. Selain karena di Jepang ukuran jalanannya terbilang lebih kecil dari Indonesia. Syarat utama membeli mobil di Jepang itu harus punya garasi atau lahan parkir di tempat tinggal, dan pajak untuk punya kendaraan dan lahan parkir tersebut sangat tinggi.

Masyarakat Indonesia lebih suka mobil besar

Sudah jadi hal yang biasa buat Indonesia kalau kamu lihat mobil 7 seater ada dimana-mana. Karena peraturan kepemilikan kendaraan di Indonesia tidak serumit di Jepang. Selain jalanannya tidak sekecil di Jepang, di Indonesia tidak ada syarat harus punya garasi atau parkiran.

Meskipun rumahmu tidak ada garasinya, kamu tetap bisa punya mobil. Selain itu, pajak kendaraan di Indonesia tidak setinggi di Jepang yang bisa 2x lipat pajak di Indonesia. Hmm sepertinya ini  adalah salah satu masalah yang membuat Jakarta semkin macet

Oleh:
Indra

Editor:
Seven

January 16, 2023No Comments

SELERA MOBIL MASYARAKAT INDONESIA VS JEPANG

Masyarakat Jepang lebih suka mobil kecil Meski produsen mobil Jepang banyak mengeluarkan mobil-mobil berukuran besar, namun banyak masyarakat yang tetap memilih mobil kecil sebagai kendaraan harian mereka. Selain karena di Jepang ukuran jalanannya terbilang lebih kecil dari Indonesia. Syarat utama membeli mobil di Jepang itu harus punya garasi atau lahan parkir di tempat tinggal, dan pajak untuk punya kendaraan dan lahan parkir tersebut sangat tinggi.

Masyarakat Indonesia lebih suka mobil besar Sudah jadi hal yang biasa buat Indonesia kalau kamu lihat mobil 7 seater ada dimana-mana. Karena peraturan kepemilikan kendaraan di Indonesia tidak serumit di Jepang. Selain jalanannya tidak sekecil di Jepang, di Indonesia tidak ada syarat harus punya garasi atau parkiran.

Meskipun rumahmu tidak ada garasinya, kamu tetap bisa punya mobil. Selain itu, pajak kendaraan di Indonesia tidak setinggi di Jepang yang bisa 2x lipat pajak di Indonesia. Hmm sepertinya ini  adalah salah satu masalah yang membuat Jakarta semakin macet.

Oleh:
Indra

Editor:
Seven

2025 Human on Wheels. All Rights Reserved.

Back to top Arrow