November 18, 2025No Comments

Teknologi Terbaru Dalam Desain Ban Mobil

Kalau lo mikir teknologi cuma update di mesin, fitur keselamatan, atau infotainment doang—lo ketinggalan bro! Industri ban sekarang udah makin gila canggih. Brand-brand besar berlomba nyiptain ban yang bukan cuma kuat dan awet, tapi juga smart, hemat energi, dan makin nge-grip di berbagai kondisi jalan.

Di artikel ini, kita bahas teknologi terbaru dalam desain ban mobil yang lagi naik daun di dunia otomotif. Cocok buat lo yang doyan update gearhead vibes tapi tetap pengen ngerti secara simpel. Let’s roll!


1. Smart Tire: Ban yang Bisa “Ngomong” sama Lo

Salah satu inovasi paling keren adalah ban pintar (smart tire). Ban ini ditanamkan sensor yang bisa ngasih data real-time tentang tekanan udara, suhu, hingga tingkat keausan.

Keuntungannya:

  • Lo bisa tau kapan tekanan mulai turun sebelum jadi masalah.
  • Sensor ngingetin kalau ban mulai aus.
  • Meningkatkan efisiensi BBM dan keamanan.

Teknologi kayak gini bakal jadi standar di mobil-mobil masa depan, apalagi yang udah mengarah ke autonomous driving.


2. Adaptive Tread Design: Pola Tapak yang Bisa Beradaptasi

Dulu pola tapak itu fix—udah dicetak ya udah, segitu-gitu aja. Sekarang? Ada teknologi pola tapak adaptif yang bisa menyesuaikan grip tergantung kondisi jalan.

Gimana cara kerjanya?
Ban dibuat dengan struktur fleksibel yang bisa mengembang atau mengkerut untuk meningkatkan traksi di jalan basah, kasar, atau berpasir.

Hasilnya:
Handling lebih presisi, pengereman lebih pendek, dan tingkat keselamatan meningkat drastis.


3. Nano Compound: Bahan Ban yang Makin Nempel

Kalau lo perhatiin, brand-brand besar sekarang mengembangkan nano compound, yaitu campuran karet dengan partikel nano silica yang bikin ban:

  • Lebih lengket di aspal
  • Lebih tahan panas
  • Konsumsi bahan bakar lebih efisien

Ban ini nggak cuma buat sport car, tapi juga mobil harian yang pengen sensasi berkendara lebih stabil dan irit.


4. Low Rolling Resistance Tire: Lebih Irit Tanpa Kehilangan Grip

Teknologi ini fokus mengurangi rolling resistance—gaya gesek antara ban dan jalan. Semakin kecil resistensinya, semakin irit mobil lo.

Tapi, yang keren adalah brand ban sekarang bisa mengurangi resistensi tanpa ngorbanin grip!
Biasanya ban irit itu kurang nempel, tapi generasi terbaru udah beda cerita.


5. Self-Sealing Tire: Anti Bocor Tanpa Drama

Salah satu teknologi yang paling disukai pengemudi harian adalah self-sealing tire.

Ban ini punya lapisan gel di bagian dalam yang mampu menutup lubang kecil secara otomatis saat tertusuk paku atau benda tajam.

Keuntungannya:

  • Nggak perlu langsung ganti ban.
  • Aman tetap dikendarai untuk beberapa waktu.
  • Ideal buat mobil keluarga dan pengguna perkotaan.

6. Ban dengan Struktur 3D Printing

Yup, teknologi 3D printed tire sudah mulai dikembangkan. Tujuannya:

  • Menghasilkan ban yang lebih presisi.
  • Memiliki pola tapak yang bisa dikustomisasi.
  • Lebih ramah lingkungan karena proses produksi lebih efisien.

Ke depannya, bukan nggak mungkin kita bisa pesan ban dengan pola tapak sesuai gaya berkendara lo sendiri—seriusan!


7. Run-Flat Tire: Tetap Jalan Walau Kempes

Teknologi ini sebenernya udah ada lama, tapi versi terbarunya makin nyaman karena:

  • Sidewall makin kuat tanpa bikin bantingan keras.
  • Jarak tempuh ketika kempes bisa sampai 80–100 km.
  • Cocok buat pengemudi yang nggak mau ribet buka bagasi buat ganti ban.

Masa Depan Ban = Pintar, Aman, dan Tetap Gasss!

Dunia ban lagi berkembang cepat banget. Dari ban yang bisa ngirim data ke smartphone, sampai teknologi compound nano yang bikin mobil makin nempel kayak lem. Semua inovasi ini bikin pengalaman berkendara makin aman, irit, dan tentunya makin fun buat para pecinta otomotif.

November 17, 2025No Comments

Mari Memilih Ban Yang Tepat Untuk Dipakai

Kalau mesin adalah “jantung” mobil, maka ban itu ibarat sepatunya. Dan lo tau sendiri, bro… salah pilih sepatu bisa bikin gaya lo ilang, langkah lo gak nyaman, bahkan bisa bikin jatuh. Sama juga kayak mobil—ban yang tepat bikin perjalanan aman, nyaman, dan pastinya makin nikmat buat diajak gas tipis-tipis.

Nah, kali ini kami mau bantu kalian untuk memilih ban yang cocok untuk kebutuhan kalian semua. Yuk kita bongkar satu-satu jenis ban dan kapan seharusnya dipakai!


1. Ban Harian / Comfort Tire – Buat Lo yang Anti Ribet

Kalian semua bisa memilih ban jenis ini bagi kalian yang sering melaju di dalam kota atau tol, bukan di sirkuit.
Karakteristiknya:

  • Empuk dan nyaman
  • Suara gak berisik
  • Tahan lama
  • Cocok buat mobil keluarga atau daily car

Intinya, ini ban “good boy” yang bikin hidup lo tenang. Lo cuma isi angin, servis rutin, udah… dia gak rewel.


2. Ban Performance – Buat Lo yang Suka Gas Pol Pas Jalan Kosong

Ban jenis ini cocok buat penggemar adrenalin, tapi tetap di jalan umum ya, bro (ingat, kita anak baik).

Keunggulannya:

  • Grip lebih kuat
  • Respons setir lebih tajam
  • Handling lebih stabil

Kekurangannya jelas:

  • Cepet aus
  • Kadang agak berisik
  • Harganya bisa bikin dompet bertanya-tanya tentang masa depannya

Memilih ban ini cocok buat mobil sporty atau buat lo yang suka nyetir “sedikit lebih cepat dari biasa”—asal tetap aman.


3. Ban Eco / Low Rolling Resistance – Buat Lo yang Suka Hemat BBM

Kalau lo tipe orang yang senang lihat indikator konsumsi BBM turun drastis, ini pilihan lo.
Ban eco punya rolling resistance rendah, jadi mobil butuh tenaga lebih kecil buat jalan.

Kelebihannya:

  • Irit BBM
  • Umur pemakaian panjang
  • Cocok buat city car

Intinya, ini ban yang bikin mobil hemat dan dompet juga ikut bahagia.


4. Ban All Terrain (A/T) – Buat Lo yang Setengah Kota Setengah Adventurer

Kalau aktivitas lo campuran antara jalan aspal dan jalan tanah, ban ini pas.
Ciri-cirinya:

  • Tread agak agresif
  • Masih nyaman di aspal
  • Tetap oke buat jalur rusak, tanah, atau kerikil

Kalau lo sering “main belakang rumah lewat jalan alternatif”, ban ini udah lebih dari cukup.


5. Ban Mud Terrain (M/T) – Buat Lo yang Punya Jiwa Petualang Beneran

Ini bukan ban buat ke mall, bro.
Ban M/T cocok buat lo yang hobinya nyemplung ke lumpur, sungai kering, atau jalur hutan.

Kekuatannya:

  • Super kuat
  • Tread kasar banget
  • Cengkeraman maksimal di tanah dan lumpur

Tapi kalau dipakai di aspal… ya siap-siap berisik kayak knalpot bolong.


6. Ban Semi Slick – Kalau Weekend Lo Isinya Track Day

Nah ini ban sultan buat kaum enthusiast garis keras.
Grip-nya gila, handling super tajam, dan mobil bisa berlari jauh lebih percaya diri.

Tapi ingat:

  • Gak enak dipakai saat hujan
  • Cepet habis kalau dipakai harian
  • Harganya bikin mikir ulang tentang keputusan hidup

Ini ban bukan buat pamer, tapi buat performa.


Cara Memilihnya: Sesuaikan Sama Gaya Hidup Lo

Singkatnya:

  • Harian santai? Comfort tire
  • Doyan nyetir agresif? Performance tire
  • Mau hemat BBM? Eco tire
  • Kadang on-road kadang off-road? A/T
  • Full off-road? M/T
  • Track day warrior? Semi slick

Jadi sebelum beli ban, tanya dulu: “Gue yang butuh ban, atau ban yang butuh gue?”
(Baru kali ini ban bikin kita introspeksi, bro…)


Ban yang tepat bukan cuma bikin mobil keliatan keren, tapi juga bikin lo lebih aman dan nyaman. Jangan asal pilih hanya karena “diskon gede” atau “dari jauh kelihatannya sporty”. Pilih sesuai kebutuhan, gaya nyetir, dan kondisi jalan yang sering lo temui.

November 17, 2025No Comments

Nissan GTR R35 Resmi Berhenti Produksi

Salah satu mobil buas legendaris buatan Nissan resmi berhenti produksi. Nissan GTR R35 yang mana telah diputuskan untuk stop produksi setelah 17 tahun lamanya. Hal ini membuat para penggemar otomotif merasa kehilangan.

Kehilangan yang Bikin Galau

Bagi banyak penggemar otomotif dan komunitas JDM (Japanese Domestic Market), kabar ini terasa seperti kehilangan sahabat lama. GT-R R35 bukan sekadar mobil dia simbol era di mana supercar “membuai” dunia dengan tenaga gila tapi masih bisa dipakai harian. Kehentiannya bukan karena sepi peminat: justru regulasi emisi, kebisingan, dan standar keamanan di banyak negara jadi kendala besar.Rmol.id+2Otomotif Kompas+2

Lebih dari 48.000 unit R35 telah diproduksi selama 18 tahun.Bayangkan saja ada banyak kisah pemilik yang pernah mencengkeram stir, mengeksplor limit mesin V6 twin-turbo, mendengar raungan knalpot, dan merasakan getaran tenaga di jalan terbuka. Memori-memori ini kini semakin langka dan setiap tawa di balik setir Godzilla makin terasa sebagai momen berharga yang tak bisa diulang.

Rasa Berkendara: Sensasi yang Sulit Ditiru

Apa yang membuat GT-R R35 begitu istimewa? Banyak hal tapi bagi penggemar sejati, ada tiga aspek utama:

  1. Mesin Legendaris
    Mobil ini dibekali mesin VR38DETT, V6 3,8 liter twin-turbo, hand-built oleh para tukang “Takumi” ahli Nissan. Yahoo Otomotif Suara turbo, desahan mesin, dan torsi besar membuat sensasi berkendara terasa sangat “hidup”.
  2. Traksi dan Pengendalian
    Sistem penggerak all-wheel drive (AWD) milik GT-R memberikan kestabilan luar biasa, terutama saat meluncur dari tikungan atau ketika mengerem keras. Ini yang membuat Godzilla bisa menaklukkan jalanan dan trek dengan percaya diri.
  3. Karakter Teknologi Otomotif Jepang
    R35 bukan cuma cepat tapi dia juga cerdas. Dengan teknologi transmisi canggih, aerodinamika modern, dan perpaduan performa & kenyamanan, mobil ini mampu menjadi Grand Tourer sekaligus monster performa.

Saat kita membahas rasa berkendara, “kehilangan” GT-R R35 berarti kehilangan sebuah pengalaman mentah yang sulit ditiru: rasa akselerasi penuh tenaga, respons turbo, dan interaksi langsung antara manusia dan mesin. Itu bukan sekadar kecepatan itu adalah sensasi yang menyentuh jiwa otomotif.

Calon Pengganti: Harapan di Ujung Horizon

Walau R35 telah berhenti, Nissan menegaskan bahwa nama GT-R tidak pensiun selamanya.

Beberapa poin yang menjadi sorotan:

  • Konsep Hyper Force
    Nissan pernah memamerkan Hyper Force Concept, yang digadang-gadang sebagai calon penerus GT-R klasik Desainnya futuristik jauh lebih agresif, dengan elemen aerodinamis modern dan memberi sinyal bahwa Nissan ingin menjaga semangat performa tinggi, tetapi dengan visibilitas ke masa depan.
  • Regulasi dan Evolusi Teknologi
    Karena tekanan regulasi emisi dan kebisingan, Nissan kemungkinan besar akan mengadopsi teknologi hybrid atau bahkan listrik untuk model selanjutnya. Beberapa laporan menyebut GT-R generasi berikutnya (kadang disebut R36) akan memakai powertrain plug-in hybrid, yang memungkinkan performa tinggi tapi tetap ramah lingkungan.
  • Komitmen Nissan
    Dalam sambutan perpisahan, CEO Nissan Ivan Espinosa menyatakan bahwa meskipun bab R35 telah usai, mereka sedang merancang evolusi GT-R yang layak menyandang nama legendaris ini.

  • Penutupan produksi GT-R R35 menandai akhir era teknis dari salah satu ikon performa otomotif Jepang.
  • Kehilangan Godzilla bukan hanya soal mobil berhenti dibuat, tapi juga tentang sensasi berkendara yang khas mesin kuat, turbo liukan, dan teknologi canggih tetap menjadi kenangan.
  • Namun, harapan tetap hidup: Nissan berencana menghadirkan GT-R baru di masa depan, kemungkinan dengan powertrain hybrid atau plug-in hybrid lewat konsep seperti Hyper Force.

November 15, 2025No Comments

Nissan GTR Tapi Bukan Skyline

Bagi para penggemar otomotif apabila kita sebut nama Nissan GTR yang terlintas di kepala mereka adalah series Skyline R32, R33, R34, atau R35 yang tidak ada kata Skyline didepannya. Tapi tahu ga sih kalian semua? ada satu varian Nissan GTR yang tidak berbentuk mobil sedan atau coupe melainkan berbentuk crossover. Mobil itu ialah Nissan Juke GTR.

Ya, kalian ga salah denger. Nissan Juke salah satu mobil yang menimbulkan kontroversi di dunia otomotif, ada yang menyukai bentuknya ada juga yang tidak menyukai bentuknya. Memang untuk hal tersebut akan terus menjadi suatu perdebatan panjang dikarenakan selera tidak pernah bisa kita atur. Tapi bisa dipastikan dengan hadirnya Nissan Juke GTR ini segala bentuk perdebatan tentang bentuknya bisa di maafkan dengan kelebihan di sektor performa. Mari kita bahas kelebihan dari Nissan Juke GTR.

Performanya Bikin Terpukau

Pertama-tama, bicara soal performa. Juke GTR tidak main-main dalam hal ini. Mesin turbocharged 1.6 liter yang dipadukan dengan teknologi canggih menghadirkan tenaga yang sangat mumpuni untuk sebuah crossover. Dengan kekuatan sekitar 218 tenaga kuda, Juke GTR mampu melaju dari 0-100 km/jam dalam waktu yang mengesankan, membuatnya jadi pesaing tangguh di kelasnya.

Bicara soal handling, mobil ini juga dirancang untuk memberikan pengalaman berkendara yang menyenangkan. Dengan sistem penggerak all-wheel-drive (AWD) dan suspensi yang di-tuning dengan cermat, Juke GTR menawarkan cengkeraman yang luar biasa di berbagai kondisi jalan, memberikan pengemudi rasa percaya diri yang tinggi, bahkan saat melibas tikungan tajam atau jalanan basah.

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan:

  • Performa luar biasa: Juke GTR menawarkan tenaga yang sangat besar untuk ukuran crossover, dengan akselerasi yang bisa membuat pengemudi tersenyum lebar.
  • Handling yang mantap: Dengan penggerak AWD, mobil ini bisa diandalkan di berbagai kondisi jalan.
  • Desain unik: Buat yang suka dengan sesuatu yang berbeda, Juke GTR punya ciri khas desain yang nggak ada duanya.

Kekurangan:

  • Desain yang bisa diperdebatkan: Seperti yang sudah disebutkan, desainnya bisa jadi pembicaraan panas di antara pecinta otomotif. Ini adalah faktor yang sangat subjektif, tergantung selera masing-masing.
  • Ruang kabin terbatas: Sebagai crossover kompak, ruang kabin Juke GTR memang tidak sebesar beberapa kompetitornya. Jadi, jika kamu mencari kenyamanan lebih di dalam kabin, ini mungkin jadi pertimbangan.

Siapa yang Harus Memilih Nissan Juke GTR?

Juke GTR sangat cocok untuk mereka yang mencari sensasi berkendara dengan performa tinggi, tanpa harus mengorbankan kenyamanan crossover. Bagi penggemar desain yang unik dan tidak takut tampil beda, Juke GTR bisa menjadi pilihan yang menyenangkan. Tapi, jika kamu lebih mengutamakan desain yang lebih mainstream dan ruang kabin yang luas, mungkin ada crossover lain yang lebih sesuai dengan kebutuhanmu.

Juke GTR adalah sebuah crossover yang bisa menggetarkan adrenalin. Performanya layak diacungi jempol, sementara desainnya yang unik bisa menjadi daya tarik tersendiri atau justru jadi sumber kontroversi. Namun, satu hal yang pasti: Nissan Juke GTR bukan untuk semua orang. Tapi, jika kamu penggemar performa, berani tampil beda, dan tidak takut menarik perhatian, Juke GTR bisa jadi pilihan crossover yang menggetarkan.

November 15, 2025No Comments

Ayo Berkenalan Dengan Ban Mobil dan Jenis-Jenis Ban

Kalau kita ngomongin mobil, banyak orang langsung fokus ke mesin, desain bodi, atau interior mewah. Padahal ada satu komponen yang kelihatannya simple, tapi punya pengaruh besar terhadap performa, kenyamanan, bahkan keselamatan. Yes, itu adalah ban mobil.

Ban itu ibarat “sepatu” buat mobil lu salah pilih, salah ukuran, atau salah penggunaan, akibatnya bisa fatal. Jadi sebelum ngebahas yang lebih teknis, ada baiknya kita kenalan dulu sama fungsi utama ban dan jenis-jenisnya.


Kenapa Ban Itu Penting? Ini Fungsi Utamanya

1. Menjaga Traksi dan Grip

Ban adalah satu-satunya bagian mobil yang benar-benar menyentuh aspal. Dari sinilah traksi terbentuk. Semakin baik grip yang dikasih ban, makin optimal mobil buat akselerasi, pengereman, dan menikung.

2. Menyerap Getaran di Jalan

Suspensi memang punya peran besar, tapi ban juga bekerja keras untuk nge-redam getaran dari jalan yang kasar. Ban yang tepat bikin pengalaman berkendara jadi lebih halus dan nyaman.

3. Menjaga Stabilitas

Desain dan tekanan ban memengaruhi kestabilan mobil. Ban yang berkualitas bisa bikin mobil lebih tenang saat ngebut di tol, lebih mantap saat belok, dan tetap aman waktu hujan.

4. Efisiensi Bahan Bakar

Percaya atau tidak, ban juga berpengaruh ke konsumsi bensin. Ban dengan rolling resistance rendah bisa bikin mobil lebih irit.


Jenis-Jenis Ban Mobil: Mana yang Cocok Buat Lu?

Pas masuk toko ban, kadang kita bingung lihat banyak banget tipe ban. Nah, ini dia beberapa jenis yang paling umum:

1. Ban Radial

Ini jenis ban yang paling sering dipakai mobil modern.

  • Tapak ban lebih fleksibel
  • Memberikan grip lebih baik
  • Tahan lama
  • Nyaman dipakai harian

Cocok buat mobil keluarga, sedan, hatchback, sampai SUV ringan.

2. Ban Bias (Bias Ply)

Jenis lama, tapi masih dipakai di kendaraan komersial tertentu.

  • Struktur lebih keras
  • Tahan beban berat
  • Kurang nyaman dan gripnya tidak sebagus radial

Biasanya dipakai buat truk besar dan kendaraan industri.


Jenis Berdasarkan Kondisi Jalan & Cuaca

1. Ban Musim Panas (Summer Tire)

Dirancang buat kondisi panas dan kering.

  • Grip maksimal saat aspal panas
  • Handling lebih presisi
  • Kurang bagus di suhu dingin atau jalan basah ekstrem

Cocok buat lu yang ngejar performa.

2. Ban Musim Dingin (Winter Tire)

Punya kompon lunak dan pola tapak khusus.

  • Tetap fleksibel di suhu rendah
  • Punya traksi bagus di salju dan es

Ini lebih relevan buat negara empat musim.

3. Ban All-Season

Ban serbaguna buat berbagai kondisi.

  • Bisa dipakai di cuaca panas maupun hujan
  • Awet dan praktis
  • Performa tidak se-ekstrim ban summer atau winter

Cocok buat pemakaian harian di negara tropis.


Jenis Berdasarkan Penggunaan

1. Ban Performance

Buat yang suka cepat, suka menikung, dan suka feel sporty.

  • Grip kuat
  • Responsif saat belok
  • Kurang awet dan lebih sensitif terhadap cuaca

2. Ban Touring / Comfort

Prioritas kenyamanan dan keawetan.

  • Lebih halus saat jalan
  • Cocok buat perjalanan jauh
  • Noise lebih rendah

3. Ban Off-Road / All-Terrain

Buat lu yang sering masuk jalur rusak atau tanah.

  • Dinding ban tebal
  • Pola tapak lebih agresif
  • Siap buat medan berat

Kesimpulan

Ban mungkin terlihat sepele, tapi sebenarnya ini salah satu komponen paling krusial di mobil. Pemilihan ban yang tepat bukan cuma bikin mobil lebih enak dibawa, tapi juga lebih aman, stabil, dan efisien. Dengan berbagai jenis ban yang ada. mulai dari ban radial, all-season, sampai performance—lu tinggal sesuaikan sama kebutuhan, gaya berkendara, dan kondisi jalan.

Kalau lu sayang sama mobil lu, jangan pernah anggap enteng urusan ban. Karena performa mobil yang keren itu nggak cuma dari mesin, tapi dari apa yang menyentuh jalan setiap saat.

November 14, 2025No Comments

Mercedes Tidak Pernah ‘Menciptakan’ G-Class

Mercedes Benz sebagai salah satu produsen mobil memiliki banyak sekalian tipe mulai dari sedan, hatchback, sampai SUV. Salah satu tipe SUV Mercedes Benz yang cukup terkenal ialah G-Class. Tapi buat kalian semua tau ga sih? Kalau G-Class itu awalnya tidak diproduksi oleh Mercedes Benz.

Pabrik yang ngerakit G-Class adalah pabriknya Magna Steyr (dulunya Steyr-Daimler-Puch) di Graz, Austria. Dari zaman G-Wagen generasi pertama sampai G-Class modern, semuanya lahir dari tangan para insinyur dan pekerja Austria yang udah ahli banget bikin kendaraan militer dan off-road hardcore.

Jadi, walaupun brand-nya Mercedes-Benz, tangan yang ngebentuk G-Class jadi SUV legendaris itu ya… bukan Mercedes langsung.

Kenapa Mercedes "nitip" G-Class ke Austria?

Karena dari awal G-Class dibangun bukan buat sultan, bukan buat mall, bukan buat flexing di Jakarta Selatan.

Awalnya mobil ini didedikasikan untuk proyek kendaraan militer.
Dan siapa yang ahli bikin kendaraan militer dan kendaraan off-road brutal? Yap, Steyr-Daimler-Puch. Mereka udah punya reputasi kuat banget di bidang itu.

Mercedes butuh partner yang ngerti cara bikin kendaraan yang bisa:

  • masuk lumpur sedalam pinggang,
  • nanjak kayak kambing gunung,
  • dan tetap hidup walau disiksa.

Jadilah G-Wagen lahir di Austria tahun 1979.

Mercedes cuma “pemilik merk”, tapi Magna Steyr itu “bapaknya G-Class”

Kalau diibaratkan:

  • Mercedes-Benz = yang punya nama dan desain
  • Magna Steyr = tangan yang membesarkan, mendidik, dan mencetak setiap unit G-Wagen sampai sempurna

Bahkan hari ini, G-Wagen yang lo lihat dikendarai artis Hollywood, konglomerat, sampai anak Jaksel itu semuanya tetap digarap secara hand-built di Graz, Austria.

Karena G-Wagen memang bukan mobil mainstream yang diproduksi masal. Ini hand-assembled icon.

Fun Fact: Ada versi G-Class yang bahkan bukan pakai logo Mercedes

Karena pengaruh Steyr-Daimler-Puch masih kuat, di beberapa negara Eropa Timur dulu ada G-Wagen yang dijual pakai emblem Puch. Bayangin mobil tanpa logo bintang tiga! Rare banget.

G-Class itu bukan buatan Mercedes, tapi tetap Mercedes banget

Walaupun bukan diproduksi di pabrik Mercedes,
walaupun tangan yang membangun mobilnya adalah pekerja Austria,

Tetap, DNA-nya Mercedes:

  • kualitas premium,
  • ketahanan brutal,
  • dan aura “gue mahal banget” yang nggak bisa disangkal.

November 8, 2025No Comments

Mercedes Benz Pernah Buat ‘Mobil Terbang’

Mercedes Benz sebagai produsen mobil yang cukup populer dan berasal dari Jerman memiliki segenap teknologi yang mutakhir menjadikan dia cukup futuristis dibanding produsen mobil lain. Tapi kalian semua tahu ga sih? Bahwa salah satu teknologi yang cukup menggemparkan adalah mobil terbang yang diprodusen pada tahun 90-an.

Mobil yang kita maksud diatas adalah Mercedes Benz CLR tahun 1999. Kenapa bisa dibilang sebagai mobil terbang? Pada acara balap 24hours of Le Mans ada 3 Mercedes Benz CLR yang terbang ketika melewati salah satu obstacle di lintasan tersebut dikarenakan tekanan angin dari bawah mobil yang menyebabkan mobil tersebut terangkat. Mari kita bahas permasalahan dari kejadian tersebut

Masalah di Balik Keindahan

Tapi seperti pepatah, terlalu sempurna juga bisa jadi bencana.
CLR punya wheelbase yang lebih pendek dari kompetitornya, ditambah hidung depan yang sangat tipis dan ringan demi mengurangi drag. Kombinasi ini bikin mobil luar biasa cepat di trek lurus, tapi juga membuatnya sangat sensitif terhadap perubahan aliran udara.

Dalam kondisi normal, downforce menekan mobil ke bawah. Tapi ketika mobil mendekati kecepatan 300 km/jam dan melewati tonjolan kecil di trek — udara justru masuk dari bawah bodi dan menciptakan efek lift-off.
Hasilnya? Mobil berubah jadi pesawat.

Insiden

Insiden pertama terjadi saat sesi latihan — CLR yang dikemudikan Mark Webber tiba-tiba melayang di langit, lalu mendarat dengan keras. Mercedes sempat memperbaiki dan menurunkan mobil kedua. Tapi keesokan harinya, hal yang sama terulang. Webber kembali “terbang”, kali ini lebih tinggi dan lebih dramatis.
Tim tetap bersikeras untuk balapan.

Lalu datang hari Minggu, 13 Juni 1999. Peter Dumbreck di mobil ketiga sedang melaju kencang di belakang mobil Toyota. Saat keluar dari tikungan Indianapolis dan menuju Hunaudières Straight, efek slipstream Toyota mengganggu aliran udara CLR. Dalam hitungan detik, mobil itu meluncur ke udara, jungkir balik, dan mendarat di hutan di pinggir lintasan.
Rekaman insiden itu langsung viral (di era pra-YouTube!), membuat dunia motorsport tertegun.

Akhir dari Sebuah Era

Beruntung, tidak ada korban jiwa. Tapi Mercedes-Benz langsung menarik semua unit CLR dari ajang Le Mans malam itu juga — keputusan yang menandai akhir partisipasi pabrikan bintang tiga di balapan ketahanan selama lebih dari satu dekade.

Bagi para insinyur, CLR menjadi pelajaran pahit tentang batas desain aerodinamika. Mobil ini terlalu ringan di bagian depan dan tidak punya front-end stability yang cukup untuk menghadapi turbulensi di kecepatan ekstrem. Setelah insiden ini, regulasi LMGTP diperketat dan desain mobil-mobil balap mulai lebih konservatif soal bentuk hidung dan distribusi bobot.

Mobil yang Terbang Terlalu Tinggi

Mercedes-Benz CLR bukan mobil gagal dalam arti performa, ia adalah eksperimen berani dalam mencari kecepatan absolut. Tapi eksperimen itu juga membuktikan bahwa di dunia balap, science dan instinct harus berjalan berdampingan.
Di Le Mans 1999, Mercedes belajar satu hal penting: kecepatan bukan apa-apa kalau mobil tidak bisa menempel di bumi.

June 20, 2025No Comments

8 Mobil Baru Meluncur di Juni 2025: Hyundai Palisade Hybrid Jadi Sorotan.

Bulan Juni 2025 jadi salah satu momen seru di dunia otomotif Tanah Air. Setidaknya ada 8 mobil baru yang resmi diluncurkan, dari mesin konvensional hingga hybrid dan listrik. Tapi yang paling menyita perhatian? Hyundai Palisade Hybrid – SUV premium besar yang kini mengusung teknologi ramah lingkungan tanpa kompromi kenyamanan. Berikut rangkuman lengkap + ulasan fitur-fitur keren dari model-model yang diluncurkan.


Daftar 8 Mobil Baru Juni 2025

Menurut laporan Autofun dan sumber otomotif lokal lainnya, berikut 8 mobil baru yang dirilis di Indonesia pada Juni 2025:

NoModelTipe
1Hyundai Palisade HybridHybrid (hibrida)
2Honda HR-V e:HEVHybrid
3Chery C5Bensin / ICE (facelift dari Omoda 5)
4Chery E5Listrik (EV), versi listrik dari Omoda 5
5BMW — model baru (salah satu dari peluncuran Juni) Carmudi
6Xpeng — model EV baru dari merek China Carmudi
7GWM Ora 03EV, dihadirkan melalui GIIAS / rencana APM AstraOtoshop
8(Catatan: sumber menyebut total delapan model, tetapi tidak semua rincian model + varian tersedia publik secara rinci) Autofun

Hyundai Palisade Hybrid

Kehadiran yang Bukan Sekadar Ikutan

  • Peluncuran Resmi: Palisade Hybrid resmi diluncurkan pada 13 Juni 2025 di Jakarta.
  • Pre-booking Dibuka: Pre-order sudah dibuka sejak 2 Juni 2025.
  • Harga: Varian mulai dari Rp 1,1 miliar untuk pasar Indonesia.

Mesin & Performa

  • Mesin: Kombinasi 2.5 liter turbocharged + motor listrik hybrid.
  • Tenaga & Torsi: Mesin bensin + listrik diklaim menghasilkan tenaga besar namun tetap efisien.
  • Sistem Berkendara: Ada mode berkendara “sport” hingga mode lebih hemat – kontrol tenaga hybrid diatur dengan pintar oleh sistem e-Comfort Drive dan e-Dynamic Drive.

Fitur Inovatif & Nyaman

Palisade Hybrid bukan cuma gegarot performa, tapi juga kaya fitur premium:

  • Ergo Motion Driver Seat: Kursi pengemudi yang bisa bergerak otomatis + pijat — bikin perjalanan jauh lebih nyaman.
  • Relaxation Function Seats: Baris pertama & kedua punya fungsi rileks di kursi — bisa diatur untuk santai banget.
  • 6-way Power 2nd-row Captain Seats: Kursi baris kedua bergaya kapten, power adjust, nyaman banget untuk penumpang tengah.
  • Power Sliding & Folding Third-Row Seats: Baris ketiga bisa digeser dan dilipat secara elektrik, fleksibel untuk bagasi atau penumpang.
  • Fingerprint Recognition: Untuk akses praktis + keamanan — bisa pakai sidik jari untuk buka kunci mesin.
  • Digital Center Mirror: Kaca spion tengah jadi digital — meningkatkan visibilitas dan modernitas.
  • Blind-Spot View Monitor: Sistem pantau titik buta, bantu pengemudi tetap aman saat berpindah lajur.
  • USB-C 100 W Charging Port: Banyak port USB-C dengan daya tinggi — bisa ngecas laptop atau gadget besar sekaligus.
  • Blue Link: Konektivitas pintar via smartphone — bisa kontrol kursi, jendela, akses SOS, dan lainnya.
  • Bangku Pendingin: Kursi pengemudi dilengkapi sistem pendingin (air-cooled) supaya tetap adem di perjalanan panjang.

Kenyamanan & Efisiensi

SUV besar seperti Palisade biasanya identik “boros”, tapi versi hybrid ini bisa menghadirkan efisiensi bahan bakar lebih baik tanpa mengorbankan kenyamanan keluarga.
Menurut Hyundai, ini mobil untuk keluarga modern yang butuh ruang luas + teknologi pintar, tapi tetap peduli konsumsi bahan bakar dan jejak karbon.


Tren & Makna Peluncuran Juni 2025

  • Elektrifikasi Kian Nyata: Kehadiran Palisade Hybrid + HR-V e:HEV + beberapa mobil EV menegaskan bahwa pabrikan makin serius bawakan pilihan ramah lingkungan ke konsumen Indonesia.
  • Segmen Premium Hybrid Makin Menarik: Palisade Hybrid menunjukkan bahwa hybrid tidak cuma untuk city car kecil — bisa juga untuk SUV premium besar.
  • Kompetisi Merek China & Korea Semakin Panas: Mobil listrik dari merek China (sebagian yang diluncurkan) dan hybrid Korea (Hyundai) saling melengkapi dan memperkuat tren elektrifikasi lokal.
  • Peluang Konsumen & Dealer: Untuk konsumen: semakin banyak pilihan “elektrifikasi” di semua segmen. Untuk dealer / APM: strategi produk perlu adaptif, bukan sekadar ICE-cuma.

Kesimpulan

  • Juni 2025 adalah bulan penuh gebrakan: 8 mobil baru dari berbagai merek dan teknologi diluncurkan, menandai diversifikasi yang semakin kuat di pasar Indonesia.
  • Hyundai Palisade Hybrid jadi highlight karena menggabungkan performa besar, kenyamanan premium, dan efisiensi hybrid — cocok untuk keluarga yang ingin gaya hidup modern + peduli lingkungan.
  • Peluncuran ini sekaligus mencerminkan tren besar: elektrifikasi makin merambah semua segmen, dan konsumen punya lebih banyak opsi — dari mobil hybrid hingga EV murni.

June 15, 2025No Comments

Penjualan Mobil Juni 2025 Anjlok 22%: Dampak Ekonomi Global Terasa di Otomotif RI

Pasar otomotif Indonesia sempat panas sepanjang kuartal pertama 2025, tapi data wholesales Gaikindo untuk Juni 2025 memberi tamparan realitas: hanya 57.761 unit distribusi dari pabrik ke dealer, atau terjun sekitar 22–23% (YoY) dibandingkan Juni 2024. Angka ini juga turun 4,7% dibandingkan Mei 2025, menandakan momentum pasar yang melemah.

Buat kita yang doyan otomotif, angka itu bukan sekadar statistik — itu sinyal bahwa kondisi makro dan perilaku konsumen lagi berubah. Yuk kita bongkar penyebabnya, lihat apa arti angka ini buat industri, dan coba proyeksikan arah pasar sampai paruh pertama 2026.


Review Data: Apa yang Terlihat di Angka-angka?

  • Wholesales Juni 2025: 57.761 unit (pabrik → dealer). Ini merupakan titik rendah dalam beberapa bulan terakhir.
  • Kumulatif Jan–Jun 2025: total wholesales/retail semester pertama ada di kisaran ~374.7 ribu unit, turun dibandingkan semester I 2024.
  • Beberapa merek masih bertahan kuat, namun ada pergeseran pangsa pasar — termasuk kenaikan relatif untuk beberapa model dari produsen China dan juga gejolak di segmen EV vs ICE.

Angka-angka ini jelas: pasar melemah, bukan karena satu merek saja, melainkan karena faktor makro yang lebih besar.


Faktor Penyebab Anjloknya Penjualan

  1. Sentimen Ekonomi Global & Domestik
    Perlambatan ekonomi global (pertumbuhan melambat, ketidakpastian geopolitik) berdampak pada ekspor, investasi, dan percaya diri konsumen. Kalau konsumennya ragu, beli barang besar seperti mobil jadi tertunda. Banyak laporan ekonomi yang menunjukkan peningkatan risiko downside di paruh pertama 2025 — ini terasa di pasar otomotif.
  2. Kenaikan Suku Bunga & Tekanan Inflasi
    Tingginya suku bunga membuat kredit kendaraan lebih mahal—padahal kredit masih menjadi saluran utama pembelian mobil di Indonesia. Cicilan bulanan naik berarti banyak calon pembeli menunda upgrade kendaraan. (Syarat: semakin ketat kredit → permintaan turun.)
  3. Transisi ke EV & Pilihan Konsumen yang Menunggu
    Peralihan ke kendaraan listrik memicu dilema: sebagian konsumen menunda beli ICE karena menunggu opsi EV yang lebih menarik, insentif, atau infrastruktur pengisian. Di sisi lain, beberapa EV impor/CBU dari China mulai masuk dan mengguncang pangsa pasar—tetapi ketersediaan dan harga masih jadi variabel besar.
  4. Gangguan Rantai Pasok & Siklus Produk
    Beberapa model baru menanti peluncuran, sementara ketersediaan model terlaris sempat fluktuatif. Selain itu, gangguan logistik/komponen (meskipun tidak separah puncak pandemi) masih menyisakan efek pada distribusi.
  5. Pengaruh Nilai Tukar & Biaya Impor
    Untuk model yang masih diimpor utuh (CBU), pelemahan rupiah dan biaya logistik meningkatkan harga jual atau menggerus margin, sehingga produsen menyesuaikan distribusi. Ini berpengaruh pada model-model yang mengandalkan impor.

Singkatnya: kombinasi “permintaan melemah” + “biaya kredit naik” + “ketidakpastian transisi teknologi” membuat pasar Juni keder.


Dampak Nyata di Lapangan

  • Dealer lebih berhati-hati stok barang — promo dan program kredit lebih agresif untuk menjaga permintaan.
  • Perpanjangan lead time untuk model tertentu; beberapa ATPM menunda ekspansi kapasitas.
  • Persaingan harga jadi makin tajam, terutama ketika merek-merek China memasukkan model kompetitif di segmen mass-market dan EV.

Proyeksi Paruh Pertama 2026 — Tiga Skenario (Reasoned Outlook)

Proyeksi ini bukan angka pasti—tapi skenario berbasis tren makro dan kondisi pasar sepanjang 2024–2025.

  1. Skenario Konservatif (Downside)
    Jika ekonomi global tetap melemah dan suku bunga belum turun: penjualan H1-2026 bertahan turun 5–10% dibanding H1-2025. Konsolidasi pasar, dengan preferensi beli tetap rendah.
  2. Skenario Dasar (Most Likely)
    Jika inflasi mulai mereda dan suku bunga stabil → konsumsi pulih perlahan. H1-2026 mencapai level +/- 0% sampai +5% terhadap H1-2025, didukung peluncuran model baru dan stimulus insentif EV (jika ada).
  3. Skenario Optimis (Recovery)
    Jika ada pemulihan ekonomi yang nyata + percepatan adopsi EV (dengan insentif dan infrastruktur), H1-2026 bisa naik 5–12% dibanding H1-2025 — terutama didorong oleh segmen EV dan SUV/crossover yang masih populer.

Alasannya: pembeli mobil biasanya menunggu kepastian suku bunga/inflasi dan ketersediaan model. Jika dua syarat itu mulai lebih baik, penjualan akan berebound, tetapi prosesnya tidak instan.


Apa yang Perlu Diwaspadai dan Dimanfaatkan?

Pasar otomotif Indonesia lagi bergejolak: bukan hanya soal selera produk, tapi juga soal ekonomi makro dan teknologi (EV). Untuk pelaku industri: fleksibilitas pricing, strategi kredit kreatif, dan kesiapan EV/infrastruktur adalah kunci. Untuk pembeli: ini saat pas untuk mencari promo menarik—tapi juga bijak mempertimbangkan biaya cicilan jangka panjang.

June 10, 2025No Comments

Suzuki Fronx dan Denza D9 Masuk 20 Mobil Terlaris Juni 2025: Sinyal Kuat Persaingan China di Pasar RI

Pada data wholesales Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) untuk Juni 2025, ada dua nama pendatang baru yang cukup mencuri perhatian: Suzuki Fronx dan Denza D9. Keduanya berhasil menembus daftar 20 mobil terlaris, mengindikasikan dinamika pasar yang semakin menarik – terutama dengan semakin kuatnya kehadiran merek asal China.

Sekilas Data Gaikindo Juni 2025

Menurut laporan Gaikindo, distribusi pabrik-ke-dealer (wholesales) di bulan Juni mencapai 57.760 unit, turun dibandingkan bulan sebelumnya.
Meskipun total penjualan agak melemah, persaingan antarmerek tetap seru — terutama dengan munculnya model-model baru yang agresif.

Berikut beberapa poin penting dari daftar 20 mobil terlaris Juni 2025:

  • Suzuki Fronx mencatat wholesales 1.782 unit, langsung melesat di papan atas daftar.
  • Denza D9, MPV listrik dari sub-merek BYD, meraih 1.768 unit wholesales.
  • Total wholesales sepanjang semester pertama 2025 adalah 374.740 unit, sementara retail (dari dealer ke konsumen) mencapai 390.467 unit.

Analisis: Mengapa Fronx dan Denza D9 Bisa “Meledak”?

1. Suzuki Fronx – Crossover Baru yang Menarik

  • Fronx adalah small SUV/crossover baru dari Suzuki yang belum lama diluncurkan di pasar Indonesia.
  • Posisi penjualan 1.782 unit di bulan debut menunjukkan bahwa konsumen cukup antusias terhadap SUV kompak ini.
  • Kemungkinan, Fronx menarik minat karena kombinasi desain sport, ukuran kompak (mudah dipakai di kota), dan “nilai Suzuki” yang sudah dikenal di Indonesia.

2. Denza D9 – EV Listrik Premium dari China

  • Denza D9 adalah MPV listrik murni (BEV) yang cukup berbeda: bukan sekadar city EV kecil, tapi MPV mewah yang menghadirkan kelegaan kabin dan kenyamanan.
  • Angkanya melonjak tajam: dari sekitar 630 unit per bulan sebelumnya menjadi 1.768 unit di Juni.
  • Ini menandai bahwa EV dari merek China makin mendapatkan kepercayaan konsumen Indonesia, terutama segmen yang mau naik kelas ke EV “besar”.

Kebangkitan Mobil China di Pasar Indonesia

Kedua fenomena di atas juga bagian dari tren lebih besar: mereknya China makin tancap gas di Indonesia.

  • Pada Juni 2025, sejumlah merek mobil asal China menunjukkan lonjakan.
  • Menurut data Sindonews, merek-merek seperti BYD dan Chery termasuk dalam 10 merek China terlaris di Indonesia pada bulan itu.
  • Meskipun data Gaikindo menunjukkan penurunan wholesales total, pertumbuhan model EV China cukup signifikan.
  • Selain itu, Gaikindo sendiri menargetkan BEV (mobil listrik) bisa mencapai 60.000 unit sepanjang 2025.
  • Namun, catatan penting: beberapa model China masih mengandalkan impor utuh (CBU), bukan produksi lokal — yang bisa jadi tantangan untuk margin dan ketersediaan.

Implikasi untuk Industri Otomotif di Indonesia

  1. Kompetisi Semakin Ketat
    Kehadiran Fronx dan Denza D9 memperkaya pilihan konsumen. Bukan hanya merek Jepang atau lokal, tetapi merek China kini benar-benar mengincar segmen atas (MPV mewah EV) sekaligus segmen crossover kompak.
  2. EV Makin Diminati
    Lonjakan Denza D9 dalam daftar terlaris menunjukkan bahwa pasar EV di Indonesia bukan lagi ceruk kecil. Ditambah target Gaikindo untuk 60.000 BEV di 2025, ini bisa jadi sinyal bahwa ekosistem EV akan semakin matang (meskipun ada tantangan infrastruktur dan impor).
  3. Perubahan Strategi ATPM Lokal
    Merek-merek lokal atau pabrikan Jepang mungkin perlu menyesuaikan strategi: menghadirkan EV yang lebih kompetitif, memperkuat lini SUV, atau mengoptimalkan strategi harga agar bisa bersaing dengan merek China yang agresif.
  4. Risiko dan Peluang Impor
    Ketergantungan impor (CBU) bisa jadi beban jika regulasi berubah atau biaya logistik meningkat. Di sisi lain, jika merek China mulai lokal produksi, mereka bisa meningkatkan daya saing.

Kesimpulan

  • Suzuki Fronx dan Denza D9 bukan sekadar tamu baru di daftar terlaris Gaikindo — mereka adalah pemain serius yang mulai merangsek segmen masing-masing.
  • Penjualan Fronx menunjukkan bahwa crossover kompak masih sangat potensial, terutama bagi konsumen yang ingin mobil gaya namun praktis untuk kota.
  • Sementara itu, Denza D9 menegaskan bahwa EV China, terutama segmen premium MPV listrik, mulai mendapatkan pijakan kuat di pasar Indonesia.
  • Tren kehadiran mobil China bukan sekadar sesaat: ini sinyal bahwa persaingan industri otomotif nasional semakin memanas, dengan EV sebagai salah satu medan utama.

2025 Human on Wheels. All Rights Reserved.

Back to top Arrow