Salah satu mobil buas legendaris buatan Nissan resmi berhenti produksi. Nissan GTR R35 yang mana telah diputuskan untuk stop produksi setelah 17 tahun lamanya. Hal ini membuat para penggemar otomotif merasa kehilangan.

Kehilangan yang Bikin Galau

Bagi banyak penggemar otomotif dan komunitas JDM (Japanese Domestic Market), kabar ini terasa seperti kehilangan sahabat lama. GT-R R35 bukan sekadar mobil dia simbol era di mana supercar “membuai” dunia dengan tenaga gila tapi masih bisa dipakai harian. Kehentiannya bukan karena sepi peminat: justru regulasi emisi, kebisingan, dan standar keamanan di banyak negara jadi kendala besar.Rmol.id+2Otomotif Kompas+2

Lebih dari 48.000 unit R35 telah diproduksi selama 18 tahun.Bayangkan saja ada banyak kisah pemilik yang pernah mencengkeram stir, mengeksplor limit mesin V6 twin-turbo, mendengar raungan knalpot, dan merasakan getaran tenaga di jalan terbuka. Memori-memori ini kini semakin langka dan setiap tawa di balik setir Godzilla makin terasa sebagai momen berharga yang tak bisa diulang.

Rasa Berkendara: Sensasi yang Sulit Ditiru

Apa yang membuat GT-R R35 begitu istimewa? Banyak hal tapi bagi penggemar sejati, ada tiga aspek utama:

  1. Mesin Legendaris
    Mobil ini dibekali mesin VR38DETT, V6 3,8 liter twin-turbo, hand-built oleh para tukang “Takumi” ahli Nissan. Yahoo Otomotif Suara turbo, desahan mesin, dan torsi besar membuat sensasi berkendara terasa sangat “hidup”.
  2. Traksi dan Pengendalian
    Sistem penggerak all-wheel drive (AWD) milik GT-R memberikan kestabilan luar biasa, terutama saat meluncur dari tikungan atau ketika mengerem keras. Ini yang membuat Godzilla bisa menaklukkan jalanan dan trek dengan percaya diri.
  3. Karakter Teknologi Otomotif Jepang
    R35 bukan cuma cepat tapi dia juga cerdas. Dengan teknologi transmisi canggih, aerodinamika modern, dan perpaduan performa & kenyamanan, mobil ini mampu menjadi Grand Tourer sekaligus monster performa.

Saat kita membahas rasa berkendara, “kehilangan” GT-R R35 berarti kehilangan sebuah pengalaman mentah yang sulit ditiru: rasa akselerasi penuh tenaga, respons turbo, dan interaksi langsung antara manusia dan mesin. Itu bukan sekadar kecepatan itu adalah sensasi yang menyentuh jiwa otomotif.

Calon Pengganti: Harapan di Ujung Horizon

Walau R35 telah berhenti, Nissan menegaskan bahwa nama GT-R tidak pensiun selamanya.

Beberapa poin yang menjadi sorotan:

  • Konsep Hyper Force
    Nissan pernah memamerkan Hyper Force Concept, yang digadang-gadang sebagai calon penerus GT-R klasik Desainnya futuristik jauh lebih agresif, dengan elemen aerodinamis modern dan memberi sinyal bahwa Nissan ingin menjaga semangat performa tinggi, tetapi dengan visibilitas ke masa depan.
  • Regulasi dan Evolusi Teknologi
    Karena tekanan regulasi emisi dan kebisingan, Nissan kemungkinan besar akan mengadopsi teknologi hybrid atau bahkan listrik untuk model selanjutnya. Beberapa laporan menyebut GT-R generasi berikutnya (kadang disebut R36) akan memakai powertrain plug-in hybrid, yang memungkinkan performa tinggi tapi tetap ramah lingkungan.
  • Komitmen Nissan
    Dalam sambutan perpisahan, CEO Nissan Ivan Espinosa menyatakan bahwa meskipun bab R35 telah usai, mereka sedang merancang evolusi GT-R yang layak menyandang nama legendaris ini.

  • Penutupan produksi GT-R R35 menandai akhir era teknis dari salah satu ikon performa otomotif Jepang.
  • Kehilangan Godzilla bukan hanya soal mobil berhenti dibuat, tapi juga tentang sensasi berkendara yang khas mesin kuat, turbo liukan, dan teknologi canggih tetap menjadi kenangan.
  • Namun, harapan tetap hidup: Nissan berencana menghadirkan GT-R baru di masa depan, kemungkinan dengan powertrain hybrid atau plug-in hybrid lewat konsep seperti Hyper Force.