Nama Yoga Adiwinarto mungkin tidak asing bagi para pegiat transportasi perkotaan di Indonesia. Sebagai praktisi yang sudah lama berkecimpung dalam perencanaan transportasi, Yoga membawa perspektif yang segar tentang bagaimana kota seharusnya dibangun: bukan hanya untuk kendaraan bermotor, tapi juga untuk pejalan kaki, pesepeda, pengguna kursi roda, dan semua alat bantu mobilitas lainnya.
Berbekal latar belakang teknik sipil, Yoga memulai kariernya sebagai Country Director di ITDP Indonesia (Institute for Transportation and Development Policy). Di sana, ia mendorong kebijakan transportasi berkelanjutan seperti pembangunan jalur sepeda, trotoar ramah kursi roda, dan transportasi publik yang inklusif. Menurutnya, kota yang baik adalah kota yang memberi ruang bagi semua orang untuk bergerak dengan aman dan nyaman—apapun “roda” yang mereka gunakan.
Salah satu kontribusi Yoga yang paling terasa adalah advokasinya terhadap sistem Bus Rapid Transit (BRT) seperti TransJakarta. Ia menekankan pentingnya aksesibilitas halte bagi pengguna kursi roda, serta desain jalur pedestrian yang mempermudah mobilitas bagi semua kalangan. Baginya, transportasi bukan sekadar soal kendaraan, tapi tentang kualitas hidup.
Hari ini, Yoga aktif membagikan gagasannya melalui seminar, artikel, dan diskusi publik. Visi besarnya sederhana namun berdampak: kota yang berpihak pada semua roda, bukan hanya kendaraan bermotor. Ia percaya bahwa setiap orang berhak menikmati kebebasan bergerak, dan itulah semangat yang menggerakkan setiap langkahnya.



